Teh merupakan salah satu minuman yang dikenal luas oleh masyarakat dunia. Teh dibuat dari seduhan daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas.Masyarakat mengonsumsi teh untuk menyegarkan tubuh, menstabilkan emosi, dan mendapatkan manfaat kesehatan di dalamnya. Sebagai contoh, teh memiliki kandungan antioksidan tinggi yang diyakini mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan resiko penuaan dini. Kandungan kafeinnya memberi banyak manfaat kesehatan, seperti mengurangi resiko penyakit diabetes maupun meningkatkan daya ingat. Selain itu teh juga mengandung berbagai asam organik, vitamin dan mineral yang tentunya bermanfaat bagi manusia (Sinija et al. 2007).
Pengolahan Daun Teh
Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya. Fermentasi pada pengolahan teh lebih tepat diartikan sebagai proses oksidasi daun teh.
Seperti yang kita ketahui, daun teh Camellia sinensis sangat cepat mengalami kelayuan kemudian teroksidasi jika tidak segera dikeringkan setelah proses pemetikan. Proses pengeringan itu kemudian membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Daun teh yang telah dikeringkan selanjutnya dipanaskan dengan pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.
Berdasarkan tingkat oksidasinya, teh yang ada di dunia terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam.
1. Teh Putih (Non Fermentasi)
Teh putih yaitu teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi. Sewaktu belum dipetik daun teh dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Kuncup daun teh tersebut kemudian dikeringkan pada suhu rendah untuk menghindari terjadinya proses oksidasi. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal, tiap satu tanaman teh hanya diambil satu pucuk daun teratas yang belum mekar.
2. Teh Hijau (Non Fermentasi)
Teh hijau dibuat dari daun teh yang dikenai panas (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap panas atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas), tujuannya yaitu untuk menghentikan proses oksidasi pada daun teh. Penguapan tersebut dilakukan sehari atau dua hari setelah panen agar daun teh mengalami pelayuan terlebih dahulu.
3. Teh Oolong (Semi Fermentasi)
4. Teh Hitam (Full Fermentasi)
Teh hitam termasuk kategori teh dengan proses fermentasi penuh. Teh hitam sengaja dibiarkan teroksidasi secara penuh selama 2 minggu hingga 1 bulan. Jenis teh ini dibuat dari daun tanaman camellia sinensis, yang digulung, difermentasi, kemudian dikeringkan dan dihancurkan. Teh hitam mengandung kafein tertinggi dan memiliki rasa yang sedikit pahit, yaitu sekitar 40 miligram kafein per cangkir. Teh hitam sangat bagus bagi orang yang membutuhkan banyak energi dengan cepat. Namun bagi Orang yang sensitif kafein, sebaiknya menghindari mengkonsumsi teh hitam.
Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia dan Afrika. Teh hitam menyumbang sekitar 75% konsumsi teh global. Berdasarkan metode pengolahannya, teh hitam dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode produksi teh Crush, Tear, Curl yang berkembang sejak tahun 1932).
Referensi:
Sinija, V.R., H.N. Mishra, dan S. BAL 2007. Process technology for production of soluble tea powder. J. Food Eng. 82, 276–283
0 komentar:
Posting Komentar